Tuesday, August 24, 2010

Panti Asuhan Semara Putra Klungkung

Kabupaten Klungkung merupakan kabupaten terkecil di Bali. Memiliki empat kecamatan (Kecamatan Klungkung, Dawan, Banjarangkan, dan Kecamatan Nusa Penida). Kabupaten ini lebih dikenal karena objek wisatanya seperti Taman Gili Kertagosa, lukisan Wayang Kamasan, Goa Lawah dan lainnya.

Padahal, Klungkung juga memiliki sisi lain, terutama menyangkut kemiskinan dan penyandang cacat. Sebagaimana keberadaan Panti Asuhan Semaraputra di Jalan Dewi Sartika 5 Klungkung.

Didirikan tahun 1984 oleh Bupati Klungkung waktu itu, dr. Cokorda Gede Agung, karena kepedulianya dengan penyandang cacat. Hingga sata ini, panti asuhan yang berdiri di lahan seluas 40 are itu mengasuh 90 anak penyandang cacat dan anak normal dari keluarga kurang mampu. Mereka ditampung dengan harapan dapat menyelesaikan pendidikan hingga SMA.

Untuk memenuhi biaya operasional panti asuhan, dilakukan secara swadaya dengan mengajukan proposal kepada instansi terkait di pemerintahan. Salah satunya ke Pemkab Klungkung dan Departemen Sosial. Anak-anak yang ditangani Departemen Sosial hanya 70 anak dengan pemberian Rp 3.000/anak/hari. Dari Yayasan Darmais dibantu Rp 1.500/hari untuk 30 anak. Ada juga bantuan dari Pemkab Klungkung Rp 30 juta melalui APBD tahun 2010. Begitu juga bantuan yng bersifat insidentil dari BPD tahun 2010 Rp 15 juta. ''Kekurangannya diusahakan sendiri, seperti menjual hasil kebun, ternak dan hasil penjualan canang. Itu pun kalau hasilnya bagus,'' ujar Pimpinan Panti Asuhan Semaraputra, Ni Made Gunasih, Minggu (22/8) kemarin.

Gunasih mengaku sangat berharap kepada masyarakat, baik secara individu, organisasi, lembaga maupun pemerintah berpartisipasi melanjutkan operasional panti asuhan yang saat ini masih menyekolahkan hampir semua anak asuhnya. Baik tingkat sekolah dasar, menengah pertama (SMP) dan atas (SMA). Pasalnya, kata dia, Panti Asuhan Semaraputra menghabiskan dana sedikitnya Rp 12 juta per bulan untuk keperluan konsumsi anak asuh, listrik dan air. ''Kami kan tidak punya dana tetap, baik berupa deposito maupun yang lainnya. Karenanya, kami berharap partisipasi semua pihak,'' harap Gunasih yang saat ini mengajak enam orang petugas di panti asuhan tersebut. Apalagi, di tengah keterbatasannya, panti asuhan itu tetap berusaha memberikan yang terbaik bagi anak asuhnya. Seperti memberi pelajaran khusus bahasa Inggris dan komputer pada sore harinya. sumber Bali Post

No comments:

Post a Comment